Cyberthreat.id – Peneliti Perludem, Nurul Amaliah, mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus mewaspadai berbagai bentuk ancaman cyber jelang Pilkada mendatang. Ia berharap akun media sosial terkait KPU seperti akun individu komisioner yang terafiliasi dengan tahapan Pemilu memiliki centang biru. Cara itu sebagai salah satu upaya melawan hoax dan disinformasi.
“KPU mesti hati-hati karena sudah banyak pelajaran di Pemilu 2019. KPU bisa meminta kepada platform medsos agar semua akun penyelenggara pemilu diberi centang biru sebagai bukti akun resmi,” kata Nurul kepada Cyberthreat.id, Kamis (23 Juli 2020).
Sebelumnya, muncul akun palsu di Facebook yang mengatasnamakan Ketua KPU RI, Arief Budiman. Nurul yang kemudian melakukan pengecekan dan mendapati akun tersebut sudah di-takedown oleh Kementerian Kominfo.
Menurut dia, koordinasi yang cepat dalam menghapus akun-akun penipuan sangat krusial dalam melawan hoax dan disinformasi. Selain itu, KPU juga harus aktif melawan segala ancaman cyber di tengah kondisi banjir informasi dari berbagai saluran komunikasi di era konektivitas saat ini.
“Penyelenggara pemilu mesti buru-buru klarifikasi lewat akun resmi lembaga. Minta juga masyarakat untuk mengikuti akun lembaga dan akun individual penyelenggara yang official (resmi),” ujarnya.
Sebagai informasi, bulan Juni tahun lalu, dua bulan setelah Pemilu serentak 2019, muncul sebuah Fanspage Facebook palsu yang melakukan polling mengatasnamakan “Voting KPU Pusat”. Akun tersebut dengan sigap di-takedown oleh Kominfo.
KPU belakangan mengklarifikasi bahwa Fanspage Facebook tersebut bukanlah milik KPU dan sebagai lembaga independen tidak pernah melakukan survei atau voting.
Ke depan, Nurul berharap KPU bisa lebih serius menanggapi berbagai potensi ancaman cyber Pilkada yang terus berkembang jenis dan motifnya. Misalnya kemunculan situs palsu atau web site abal-abal yang berniat bikin rusuh Pilkada.
“Serangan cyber seperti ini memang lagi tren. Di Estonia, website KPU dan situs i-voting (web-voting) dibikin duplikasi atau tiruannya.”
KPU bergerak cepat berkoordinasi dengan Facebook Indonesia untuk melakukan takedown akun palsu Arief Budiman. Anggota KPU RI Pramono Ubaid Tanthowi meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati jika ada akun palsu menambahkan teman (add good friend) kepada banyak orang karena diduga memiliki tujuan jahat.
“Mohon berhati-hati jika di add good friend oleh akun (palsu) tersebut,” ujarnya.[]